Hubungan antara Pertumbuhan Penduduk dengan Lapangan Pekerjaan & Kemiskinan.

Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

• Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

• Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

• Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota danghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.

Penyebab kemiskinan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

• penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;

• penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;

• penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;

• penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;

• penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan. Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:

• Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.

• Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

• Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi.

Peluang untuk menghasilkan pendapatan, khususnya bagi rakyat miskin, secara berkelanjutan merupakan faktor kunci bagi keberhasilan orientasi kebijakan yang pro-pertumbuhan, pro-masyarakat miskin, pro-pekerjaan, dan pro-lingkungan. Kebanyakan keluarga bergantung pada penghasilan dari pekerjaan. Penciptaan lapangan kerja memberikan cara-cara berkelanjutan bagi banyak orang untuk hidup di luar kemiskinan, untuk menuntut pendidikan, dan untuk membiayai perawatan kesehatan yang diperlukan.

Kesulitan mencari pekerjaan dan menumpuknya para pendatang di perkotaan adalah akar dari permasalahan ini. Pemerintah harus mampu membuka lapangan pekerjaan, baik di kota maupun di desa. Hal ini akan sangat ampuh mengurangi angka pengangguran dan angka kriminalitas.

Semoga pemerintah bahkan juga DPR mau membuat anggaran lebih besar untuk membuka lapangan pekerjaan. Bukan menghambur-hamburkan anggaran untuk mempercantik gedung DPR atau pemerintah. Anda setuju?

Kemiskinan itu sifatnya turun menurun. Contohnya, sepasang suami istri yang miskin dan memiliki banyak anak, anak-anak mereka akan menikah juga dengan orang miskin lainnya dan akan melahirkan generasi miskin selanjutnya. Hal inilah yang menunjukkan bahwa kemiskinan bersifat turun menurun.

Benarkah jumlah penduduk yang besar merupakan masalah? Cerita China, India dan Brazil menunjukkan bahwa populasi yang besar, jika dikombinasikan dengan kemampuan teknologi dan pengaturan logistik yang tepat, akan membangun ekonomi yang besar serta menaikkan potensi dan status negara. Kasus AS yang mengundang imigran asing dengan menyelenggarakan undian memperoleh visa menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi penduduk justru membantu dominasi ekonomi Amerika.

Kalau pertumbuhan populasi merupakan masalah, mengapa Eropa, Kanada, Australia, justru mengkompensasi penurunan populasinya dengan mengundang imigran?

Faktanya, besarnya populasi justru dan selalu menjadi faktor penting bagi suatu negara untuk mempengaruhi kebijakan dunia, ekonomi dan geopolitik. Tentu penurunan jumlah penduduk akan kontraproduktif bagi bangsa mana pun yang bermimpi akan menjelma menjadi kekuatan adidaya dunia. Itulah sebabnya, Jerman, Italia, Jepang dan Rusia sangat khawatir dengan menurunnya populasi mereka.

Bagi suatu negara ideologis, adalah penting memiliki populasi besar yang menganutnya; lalu berikutnya mengikuti, mempraktikkan, mengimplementasikan, mempropagandakan dan menyebarluaskan sistem ideologi tersebut. Sungguh, penduduk dengan tingkat pemikiran, pendidikan dan kesehatan yang baik dapat berfungsi menjadi kekuatan utama dalam menggerakkan kehidupan negara, menghela pembangunan ekonomi dan memacu produktivitas seiring dengan perkembangan sains dan teknologi dunia.

Sebagai sumber daya, penduduk punya daya cipta, dan dengan kelengkapan fisik serta pikiran yang sempurna mampu bekerja, mengelola, bahkan menciptakan sumber daya baru.

Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang pesat selain dianggap sebagai sumber kemiskinan dan menghambat pertumbuhan ekonomi, juga diyakini akan meningkatkan beban pemerintah, baik pusat maupun daerah, khususnya dalam penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk, seperti penyediaan pangan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, transportasi, energi dan lain-lain.

Program KB juga menjadi salah satu bagian dari Pembangunan Berwawasan Kependudukan.Bila sebuah keluarga miskin memiliki dua orang anak, mereka tidak akan membutuhkan dana yang besar untuk menghidupi anggota keluarganya dan dapat berkonsentrasi untuk mendidik kedua anaknya agar menjadi manusia dengan SDM yang tinggi.

Pengangguran dan kemiskinan merupakan momok di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Ternyata tercatat 15 juta tenaga kerja atau sekitar 8 persen lebih menganggur. Apalagi, di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah sendiri selama ini selalu memfokuskan program pembangunannya pada penanganan kedua masalah ini. Hasilnya memang belum sepenuhnya memuaskan berbagai pihak meski indikator-indikator sosial yang ada telah menunjukkan perbaikan dalam pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia pada Juni 2010 sebesar 234,2 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,33 persen per tahun. Dari jumlah itu, jumlah angkatan kerja kini mencapai 116 juta orang. Sebanyak 107,41 juta orang adalah penduduk yang bekerja. Sedangkan jumlah penganggur sebanyak 8,59 juta orang atau penganggur terbuka sebesar 7,41 persen. Memang itu mengalami penurunan apabila dibanding 2009 yang sebesar 8,14 persen. Penduduk miskin tahun 2010 berjumlah 31,02 juta orang atau sebesar 13,33 persen, mengalami penurunan 1,51 juta jiwa dibandingkan dengan tahun 2009 (sebanyak 32,53 juta) atau 14,15 persen.

Sejak 2005, rata-rata setiap satu persen pertumbuhan ekonomi dapat menyerap tenaga kerja baru sekitar 400.000 orang. Penyerapan tenaga kerja ini diperkirakan makin meningkat sejalan dengan program dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan investasi melalui perbaikan infrastruktur dan berbagai kebijakan lainnya.

Banyak kalangan menginginkan percepatan dan keseriusan penanganan masalah pengangguran dan kemiskinan ini. Sebab, pada hakikatnya, hasil-hasil pembangunan diperuntukkan bagi manusia itu sendiri, termasuk rakyat miskin dan para penganggur. Tidak ada seorang pun menginginkan menjadi miskin atau menganggur. Logikanya, apabila kemiskinan dan pengangguran akan dikurangi dengan drastis, tentu anggaran untuk itu pun mesti ditambah-hubungan yang berbanding terbalik.

Oleh karena itu, jika perlu, pemerintah dapat memplot anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) khusus untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran, sebagaimana pemerintah memplot 20 persen APBN-nya untuk sektor pendidikan. Di sisi lain, pemerintah dapat juga meningkatkan stimulus fiskalnya khusus untuk mengurangi atau mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

Sebenarnya, kondisi perekonomian dunia yang terus membaik sebagai akibat krisis finansial global mempunyai pengaruh terhadap kinerja perekonomian domestik. Ini terindikasi dari meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi. Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang ekspansif, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi seharusnya dapat memperluas terciptanya lapangan kerja baru.

Masalah kemiskinan merupakan persoalan mendasar yang menjadi perhatian pemerintah di negara mana pun. Salah satu aspek penting untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan adalah tersedianya data orang-orang miskin yang akurat dan tepat sasaran.

Kemiskinan masih membelengu bangsa Indonesia. Itulah sejumput fakta mengenaskan yang tak bisa kita hindari. Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Empat elemen terpenting untuk menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Pertama, ekonomi yang sehat dan kuat. Kedua, menemukan cara kerja sama jangka panjang kompetitif yang unggul di dunia. Ketiga, kelembagaan dan pemerintahan yang kuat dan efektif. Dan keempat, program bagi kaum miskin yang dirancang dengan cermat. Keempat poin tersebut mudah diucapkan, tapi sangat sulit dijalankan.

Perlunya keunggulan kompetitif yang terwujud dalam teknologi, keterampilan, dan pendidikan dalam upaya memerangi kemiskinan. Pendidikan, misalnya, merupakan hal yang vital untuk pembentukan keterampilan dan penyesuaian yang fleksibel. Pemerintahan yang kuat dan efektif adalah, bukan pemerintahan yang mengatur segala-galanya. Ia menjelaskan, pemerintah mesti pandai dalam menentukan industri apa yang dapat berkembang di negaranya, di samping juga harus merangsang kegiatan ekonomi.

Ciri-ciri yang bisa disimak dari pemerintahan model itu, antara lain, mempunyai daya untuk menstimulasi bisnis dan kompetisi, giat membangun infrastruktur, dan mampu meminimalkan korupsi melalui aksi yang transparan, efisien, dan kredibel.

Membuat program bagi masyarakat miskin harus dirancang dengan cermat dan seksama (thoughtfully constructed).

PBB mensponsori konferensi kependudukan pertama tahun 1994 di Kairo untuk menganalisa masalah overpopulasi dan mengajukan sejumlah langkah untuk mengkontrolnya. Pada konferensi itu ditawarkan sedemikian banyak pendekatan untuk mengontrol fertilitas, seperti melalui promosi penggunaan alat kontrasepsi serta seruan pentingnya peningkatan status wanita.

Agar penduduk dapat berfungsi menjadi kekuatan utama dalam menggerakkan pembangunan ekonomi dan memacu produktivitas nasional, negara harus berinvestasi untuk mengembangkan sumber daya insani, terutama melalui pendidikan dan kesehatan. Investasi diperlukan untuk pengembangan keahlian teknis dan penguasaan teknologi sehingga potensi penduduk menjadi optimal untuk berproduksi dan tidak mengonsumsi sumber daya semata. Kita harus yakin bahwa peran penduduk dalam proses produksi jauh lebih besar dan menentukan dibandingkan dengan peran mereka sebagai konsumen.

sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk

http://www.bappenas.go.id/print/3334/lapangan-kerja-berkelanjutan-untuk-keluar-dari-kemiskinan/

http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/31/kemiskinan-memicu-tindak-kriminal-pemerintah-harus-membuka-banyak-lapangan-pekerjaan/

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/m/edef-konten-view-mobile.asp?id=20100811092835269301854

http://www.portalhr.com/people-management/employee-relations/langkah-efektif-kurangi-kemiskinan-dan-ciptakan-lapangan-kerja/

http://harianandalas.com/Medan-Kita/Pertumbuhan-Penduduk-Tak-Terkendali-Timbulkan-Kemiskinan

http://haluankepri.com/opini-/14569-menimbang-ledakan-penduduk.html

http://economy.okezone.com/read/2011/11/15/20/529507/redirect

BISNIS INTERNASIONAL

Image

 

BISNIS INTERNASIONAL

  1. 1.      Hakikat Bisnis Internasional

Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade).

Dunia kini menghadapi era globalisasi sebagai akibat makin banyak Negara melaksanakan liberalisasi dan reformasi ekonomi yang ditunjang oleh majunya teknologi komunikasi dan transportasi.

Bentuk kerjasama dan bisnis Internasional yang ada saat ini diantaranya :

  1. Kerjasama multilateral yaitu kesepakatan GATT (General Agreement on Tariff and Trade) tanggal 15 April 1994 menghasilkan keputusan penting menyangkut pembentukan WTO ( World Trade Organization) pada tanggal 1 Januari 1995 dan rencana liberalisasi perdagangan. Terkait hal ini, maka dunia usaha pun harus mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya agar dapat bersaing dengan produk sejenis dan produk substitusi dari seluruh penjuru dunia.
  2. Kerjasama regional
    1. Masyarakat Eropa (European Community)
    2. NAFTA (North American Free Trade Area)
    3. APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) didirikan November 1989 dan memiliki 18 negara anggota. Berdasarkan deklarasi Bogor, akan diciptakan perdagangan yang bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2020. Sasaran Negara maju pada tahun 2010 dan Negara berkembang tahun 2020. Indonesia termasuk Negara berkembang, tinggal 10 tahun lagi menghadapi era keterbukaan yang penuh tantangan itu.
    4. Kerjasama pengembangan sub-regional seperti SIJORI antar Negara ASEAN.

 

Gejala yang mewarnai era bisnis dan perdagangan di masa datang adalah semakin kuatnya blok perdagangan, pudarnya paham marxisme, tergesernya Amerika Serikat sebagai lokomotif ekonomi oleh Jepang dan Cina, berakhirnya perang dingin antara Uni Sovet dan AS, kejatuhan ekonomi di Negara Eropa, tahun 1998 Indonesia dilanda krisis moneter, AS saat ini sedang mengalami guncangan ekonomi / keterpurukan ekonomi akibat banyaknya kredit macet di sektor property dan mulai tumbangnya paham ekonomi kapitalis.

Lalu masa datang system ekonomi seperti apa yang mampu mengusung nilai-nilai kesejahteraan yang sejati, tanpa harus berlaku curang atau dzalim kepada sesame, tanpa harus menindas Negara / bangsa lain : system ekonomi yang adil dan setara / egaliter, penuh tanggung jawab dan mengedepankan etika terutama kejujuran. Adakah ?

 

      1.1 Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional bisa diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lainnya yang berkaitan dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu negara.

            Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.Contohnya seperti, Indonesia belum mampu memproduksi alat transportasi sebagai contoh seperti pesawat terbang. Untuk itu negara kita mengimpor dari negara-negara maju. Sebaliknya Indonesia banyak mengekspor hasil alam hasil alam ke negara tersebut.

 

1.2 Pemasaran Internasional

               Pemasaran Internasional adalah kegiatan Pemasaran yang melewati batas-batas lebih dari satu negara. Pemasaran internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktivitas, dan proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai Negara.

 

  1. 2.      ALASAN MELAKSANAKAN BISNIS INTERNASIONAL

Keadaan perekonomian internasional beberapa negara ditunjukkan dalam neraca pembayarannya. Neraca pembayaran ini menggambarkan transaksi-transaksi internasional, yaitu jumlah utang negara X kepada negara Y dan sebaliknya. Suatu konsep penting yang berhubungan dengan neraca pembayaran adalah neraca perdagangan. Jika suatu negara mengekspor barang-barang melebihi impornya, keadaan ini menunjukkan neraca perdagangan yang menguntungkan. Jika impor lebih besar maka neraca perdagangan tidak menguntungkan. Dengan dilakukannya bisnis internasional, akhirnya masing-masing negara mengkonsumsi sesuatu lebih besar daripada apa yang telah diproduksinya.  Alasan dalam melaksanakan bisnis internasional adalah:

  1. Spesialisasi antar bangsa – bangsa

Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :

a. Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara Negara-negara yang lain.

b. Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain

c. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya

 

2) Pertimbangan pengembangan bisnis

Perusahaan yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri seringkali lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun ke bisnis internasiional tersebut :

a. Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan

b. Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan mungkin sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri justru sedang berkembang (growth)

 

c. Persaingan yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan terhadap produk tersebut di luar negeri

d. Mengembangkan pasar baru (ke luar negeri) merupakan tindakan yang lebih mudah ketimbang mengembangkan produk baru (di dalam negeri) Potensi pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestik

Faktor yang mendorong bisnis Internasional diantaranya :

  1. market driver
  2. cost driver
  3. government driver
  4. competitive driver
  5. faktor lain.

Market driver tergantung pada aspek perilaku konsumen, sturktur saluran distribusi, dan sifat pemasaran dalam industri yang bersangkutan.

Contoh : meningkatnya arus wisatawan asing dan perjalanan antar Negara, konsumen dengan gaya hidup yang berubah seperti orang Prancis menyukai McDonald’s buatan AS, dan orang AS menyukai Hoka-hoka Bento buatan Jepang.

Cost driver bergantung pada aspek ekonomi dunia bisnis seperti inovasi teknologi yang semakin cepat, kemajuan dalam transportasi, munculnya NIC (newly industrializing countries) dengan kapabilitas yang produktif dan biaya tenaga kerja yang murah, misalnya, cina, Taiwan, Vietnam, dan Thailand.

Government driver tergantung pada tindakan pemerintah seperti hambatan tarif, pengurangan hambatan non-tarif, pembentukan blok perdagangan, berkurangnya peranan pemerintah.

Competitive driver tergantung pada tindakan pesaing seperti peningkatan level perdagangan dunia, semakin banyaknya Negara yang menjadi kunci kompetisi seperti Jepang dan Korea, semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang dimiliki pihak asing, muncul pesaing baru dalam bidang industry otomotif dan elektronik, tumbuhnya jaringan global, muncul global strategic alliances, dan perusahaan bersifat globally centered.

Faktor lain diantaranya adalah revolusi dalam informasi dan komunikasi, globalisasi pasar-pasar financial, dan penyempurnaan dalam bisnis travel.

 

2.1.Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage Theory)

Keunggulan absolut merupakan kemampuan suatu negara untuk memproduksi suatu barang lebih murah daripada negara lain. Keunggulan Absolut (Absolut Advantage) terjadi apabila suatu negara dapat memproduksi suatu barang dengan harga yang jauh lebih murah dan/atau dengan kualitas yamg lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara manapun. Keunggulan absolut sejati jarang sekali terjadi, contoh yang mendekati keunggulan Absolut misalnya Minyak dari Arab Saudi, Kopi dari Brazil dan timah dari Kanada. Keunggulan absolut ini juga sangat relatif pada kenyataannya. Misalnya para ahli mengatakan bahwa perkebunan anggur di Perancis menghasilkan minuman anggur (wine) terbaik di dunia. Dalam perkembangannya California dapat menghasilkan anggur yang juga sangat baik, sama enaknya dan memeiliki berbagai jenis dan juga dijual dengan harga yang lebih rendah.

Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan.

Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu negara memiliki sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain baik kualitas maupun kuantitas.

Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu negara telah mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain. (Soelistyo, 1991:28)

 

            2.2. Teori Keunggulan Komparatif ( Comparative Advantage Theory)

Keunggulan komparatif merupakan kemampuan suatu negara untuk memproduksi beberapa produk lebih murah atau lebih baik daripada negara lain. Suatau negara dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) akan suatu produk apabila dapat memproduksi secara efisien atau lebih baik daripada barang-barang lainnya. Contoh, apabila bisnis-bisnis pada suatu negara tertentu dapat membuat komputer lebih murah daripada mobilmaka perusahan komputer di negara itu memiliki keunggulan komparatif dalam pembuatan komputer. Contoh kasusnya adalah Amerika Serikat punya keunggulan komparatif dalam industri komputer karena kecanggihan teknologinya dan dalam bidang pertanian. Sedangkan Korea Selatan memiliki keunggulan komparatif di bidang manufaktur alat-alat elektronik karena operasionalnya yang efisien dan tenaga kerjanya yang murah. Sebagai akibatnya, perusahaan-perusahaan Amerika Serikat mengekspor komputer dan hasil pertanian ke Korea Selatan, serta mengimpor VCR dan stereo dari Korea Selatan.

Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu:

1. Perdagangan dalam negeri.

2. Perdagangan luar negeri.

Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal.

Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.

Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagai berikut:
Bahwa suatu negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mananegara tersebut memiliki keunggulan komparatif.( Budiono, 1990:35)

Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah daripada barang lainnya. ( Charles P.Kidlleberger dan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahan Burhanuddin Abdullah,1991:30)

Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan negara lainnya.

 

2.3.Potensi Pasar Internasional

Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk , daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional , potensi pasar internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.

 

 

3. Tahap-Tahap dalam Memasuki Bisnis Internasional

            Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional meliputi:

  1. Perusahaan domestic; yaitu perusahaan yang memfokuskan orientasi dan strategi pada pasar, pemasok, dan pesaing domestic.
  2. Perusahaan internasional; yaitu perusahaan yang melayani pasar domestic (nasional) di negaranya sendiri dan pasar nasional di Negara lain.
  3. Perusahaan multinasional; yaitu perusahaan yang menjual produknya ke banyak Negara dan memperlakukan setiap Negara sebagai pasar tersendiri; karena setiap Negara di anggap unik sehingga untuk melayaninya diperlukan program pemasaran tersendiri dan independen.
  4. Perusahaan global; yaitu perusahaan yang memperlakukan dunia sebagai satu pasar. Orientasi bisnis perusahaan global adalah geosentris, yakni menganggap pasar duni memiliki persamaan dan perbedaan, sehingga memungkinkan memanfaatkan strategi global yang memanfaatkan kesamaan yang ada menanggapi perbedaan yang ada.

Alasan untuk Go Internasional and Go Global secara proaktif :

  1. Untuk memperoleh manfaat tertentu misalnya menarik investor dari luar negeri.
  2. Memiliki produk yang unik dan sumber yang tidak ada di Negara lain.
  3. Memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
  4. Informasi ekslusif tentang pasar internasional misalnya sumber bahan mentah baru.
  5. Komitmen manajemen untuk terjun ke arena internasional.
  6. Memanfaatkan kemudakah regulasi ekspor yang diberikan pemerintah
  7. Memperoleh skala ekonomis dalam produksi.
  8. Meningkatkan citra perusahaan.
  9. Memperoleh peluang riset misalnya dengan menguji produk di pasar asing.
  10. Mengekspor teknologi ke Negara berkembang.
  11. Meningkatkan pengaruh politik perusahaan.

 

Memahami budaya internasional adalah penting. Kebudayaan memiliki karakteristik utama, yaitu dipelajari (tidak terbawa sejak lahir, seperti anggota tubuh atau sifat genetic).

Setiap elemen kebudayaan saling berkaitan dam digunakan bersama-sama oleh kelompok kebudayaan tertentu yang mengakibatkan adanya batasan-batasan tertentu yang membedakannya dari kelompok yang lain. Cateiora 1987 membagi unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut : 

1. Kebudayaan material terdiri dari teknologi dan perekonomian; 

2. Lembaga sosial; 

3. Kemanusiaan dan universalitas; 

4. Estetika;                                            

5. Bahasa.

 

Kebudayaan selalu berkembang dan berubah sejalan dengan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh manusia yang membutuhkan solusi yang lebih baik. Beberapa informasi yang perlu dimiliki bisnisman internasional dalam rangka melakukan analisis budaya suatu Negara, yaitu : 

  1. Perkembangan atau sejarah singkat suatu Negara; 
  2. Kondisi geografis, meliputi lokasi, iklim, topografi, sumberdaya, trasportasi, dan sistem komunikasi; 
  3. Lembaga kemasyarakatan, meliputi sistem kekeluargaan, pendidikan, system politik, hukum, dan organisasi sosial;
  4. Sistem kepercayaan, agama, dan estetika; 
  5. Kondisi kehidupan, meliputi pakaian, perumahan, kesehatan, kondisi kerja, rekreasi, dll.

 

Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :

1)Ekspor Insidentil

2)Ekspor Aktif

3)Penjualan Lisensi

4) Franchising

5)Pemasaran di Luar Negeri

6) Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri

 

4. Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional

            Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestik. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kali menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :

4.1. Batasan perdagangan dan tarif bea masuk:Tarif bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.

4.2. Perbedaan bahasa, sosial budaya/cultural : Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional , hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.

4.3. Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan : Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut.Ketentuan hukum ataupun perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional.

4.4. Hambatan operasional : Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain.

a. Peraturan atau kebijkan Negara lain, dalam bentuk proteksi yaitu: usaha melindungi industry-industri di dalam negri

b.  Perbedaan tingkat upah

 

 

5. Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik ataukantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana merekamengkoordinasi manajemen global.

Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara.Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi merekayang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri,harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut.

Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar  pekerja dan lingkungan yang memadai.PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.

Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania. Contoh perusahaan multinasional  misalnya saja Acer, Adidas, Allianz, AOL, Apple computer, AT&T, BMW, Bombardier, British Petrolum, Chevron Corporation, Coca Cola , Colgate , Johnson & Johnson , IBM , General Electric , Mitzubishi Electric , Toyota , Philips dari negeri Belanda , Nestle dari Switzerland , Unilever dari Belanda dan lnggris , Bayer dati Jerman , Basf juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya

 

Sumber:

Onkvisit, Sak (2004). “Process of international marketing”. International marketing: analysis and strategy (edisi ke-4th). hlm. 3. Diakses pada 24 Juni 2011

 

Strategi Pemasaran, Fandy Tjiptono penerbit Andi Yogyakarta)

Banu Swastha,DH,SE,MBA, Pengantar Bisnis Modern,Liberty,Yogyakarta,1993

Pandji Anoraga,Manajemen bisnis,Rineka Cipta, 1997

Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebbert, Bisnis, Jilid 1, Prehallindo