Produk Berkualitas dengan Teknologi UHT dan Pengemasan Aseptik

TOPIK :

Kebutuhan dan Permintaan Produk UHT di Indonesia.

TUJUAN :

Mengetahui besarnya kebutuhan pasar dan permintaan konsumen atas produk-produk PT ULTRAJAYA Tahun 2013.

HIPOTESIS :

Teknologi canggih, inovasi, dan kepuasan pelanggan sebagai kunci keberhasilan dan kesuksesan PT ULTRAJAYA.

PENDAHULUAN

Konsumsi susu masyarakat Indonesia terbilang rendah atau kisaran 11,09 liter per kapita per tahun dibandingkan sejumlah negara di ASEAN sekira 20 liter per kapita per tahun. Sementara itu, kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri (SSDN) untuk susu olahan dalam negeri saat ini sekitar 3,3 juta ton per tahun, dengan pasokan bahan baku susu segar dalam negeri 690 ribu ton per tahun (21 persen) dan sisanya sesebsar 2,61 juta ton (79 persen) masih harus diimpor dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi usaha peternakan sapi perah di dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan mutu susu segar yang berdaya saing, sehingga secara bertahap kebutuhan bahan baku susu untuk industri dapat dipenuhi dari dalam negeri.

Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya.

ISI

Sejak tahun 1950, PT Ultrajaya secara turun temurun terus tumbuh dan berkembang dengan pesatnya dan hingga kini unggul sebagai Leader produsen produk susu cair segar ( dengan proses UHT ) dan juga miniman siap saji. Dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung – Jawa Barat, PT Ultrajaya berkembang hingga selanjutnya di tahun 1971 PT Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company yang saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terkemuka di bidang industri makanan & minuman di Indonesia.

PT Ultra Jaya Milk Tbk merupakan pionir produk susu cair UHT di Indonesia dan menjadi pemimpin pasar dengan penguasaan pangsa pasar lebih dari 50%. Apa rahasia susu Ultra Jaya begitu perkasa di pasar susu UHT nasional?

Kegiatan operasional

Perseroan ini bergerak dalam bidang usaha industri makanan dan minuman. Perseroan ini mengolah produk produk minumandengan menggunakan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan mengemasnya dalam kemasan karton aseptic. Perseroan telah menggunakan teknologi UHT ini sejak mulai berproduksi di tahun 1975, dan Perseroan merupakan pelopor penggunaan proses UHT dan teknik pengemasan aseptic di industri minuman di Indonesia.

Perseroan menjual hasil produksinya melalui berbagai jalur, termasuk pengecer modern ( yang terutama terdiri atassupermarket, hypermarket, minimart), pengecer tradisional (yang terutama terdiri atas pengecer  independen kecil) dan pedagang grosir seerta berbagai institusi di dalam negeri.

Tingkat konsumsi susu cair per kapita Indonesia 13.47 liter per tahun merupakan salah satu yang terendah di dunia. Bandingkan dengan negara lain di Asia seperti Singapura, Malaysia, dan India yang angkanya di atas 40 liter per kapita . Perlu waktu lama untuk mendongkrak angka tersebut . Kesadaran minum susu di Indonesia masih difokuskan pada anak anak, dan rata rata berhenti selepas balita atau Sekolah Dasar.

Selama lebih dari 40 tahun Ultrajaya menyediakan produk susu cair UHT berkualitas tinggi dan berhasil memimpin pasar di industri dengan tetap konsisten menjaga mutu, rasa dan kealamian produk Ultra Milk. Edukasi mengenai pentingnya minum susu cair sebagai bagian dari “healthy habit” bagi keluarga Indonesia merupakan tantangan tersendiri sejak Ultrajaya didirikan.

Dalam proses produksi Ultrajaya menetapkan Standar Quality Control & Higienitas end to end yang tinggi untuk menjamin kualitas dan tingkat keamanan produk. Ultrajaya selalu berinovasi dalam setiap proses produksi untuk menjamin kepuasan pelanggan. Konsistensi kualitas, rasa dan konsisten dalam komunikasi pemasaran yang lebih menekankan minum susu sebagai bagian dari kebiasaan sehat inilah yang menjadikan Ultra Milk tetap bertahan dan memiliki brand equity yang kuat.

Kapasitas Produksi

Dalam tiga tahun terakhir, Perseroan telah meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah lini-lini produksi baru  dan bermaksud untuk terus meningkatkan kapasitas produksi Perseroan agar dapat memenuhi permintaan seiring dengan perkembangan pasar.

Kinerja Keuangan

Total Aset

dalam miliar rupiah
2013 2012 Naik (Turun)
Rp Rp Rp %
a. Total Aset Lancar 1.565,5 1.196,4 369,1 30,9
b. Aset Keuangan Tidak Lancar 43,5 35,2 8,3 23,5
c. Penyertaan Saham 119,7 105,8 13,9 13,1
d. Hewan ternak produksi 30,1 26,1 4,0 15,3
e. Aset Tetap (net) 965,9 979,5 (13,6) (1,4)
f. Aset lain-lain 86,9 77,7 9,2 11,9
  Total Aset 2.811,6  2.420,7 390,9 16,1

Total Aset tahunbuku 2013 meningkat sebesar 16,1% senilai Rp.390,9 milyar yaitu dari Rp. 2.420,7 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 2.811,6 milyar di tahun 2013.

Perubahan yang terjadi antara lain :

  • Total Aset Lancar meningkat 30,8% atau senilai Rp. 369,1 milyar yaitu dari Rp. 1.196,4 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 1.565,5 milyar di tahunbuku 2013.
  • Aset Keuangan Tidak Lancar meningkat sebesar 23,5% atau senilai Rp. 8,3 milyar yaitu dari Rp. 35,2 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 43,5 di tahun 2013. Aset Keuangan Tidak Lancar ini terdiri dari bagian jangka panjang Piutang Kepada Peternak dengan saldo Rp. 33,8 milyar di tahun 2012 dan Rp. 40,4 milyar di tahun 2013, dan pos Piutang Karyawan dengan saldo sebesar Rp.1,4 milyar di tahun 2012 dan Rp. 3,1 milyar di tahun 2013. Piutang kepada peternak merupakan piutang yang berasal dari transaksi pemberian kredit 1.035 ekor sapi perah kepada 69  orang orang peternak yang merupakan penduduk di sekitar area peternakan di Pangalengan.
  • Nilai Penyertaan Saham meningkat 13,1% atau sebesar Rp. 13,9 milyar yaitu dari Rp. 105,8 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 119,7 milyar di tahunbuku 2013. Kenaikan ini terutama sekali disebabkan oleh adanya penyertaan saham pada entitas asosiasi dan ventura bersama (joint ventures) yaitu di PT ITO-EN Ultrajaya Wholesale sebesar Rp. 13,5 milyar dan di PT Ultra Sumatera Dairy Farm sebesar Rp. 16,4 milyar. Sedangkan sector Bagian Hasil Bersih dan Penerimaan Deviden mengalami penurunan.
  • Saldo Akun Hewan Ternak Produksi Berumur Panjang naik sebesar 15,5% senilai Rp. 4,0 milyar yaitu dari Rp. 26,1 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 30,1 milyar di tahunbuku 2013. Akun ini merupakan akun yang timbul sehubungan dengan dilakukannya konsolidasi pembukuan Perseroan dengan pembukuan entitas anak perusahaan yaitu PT Ultra Peternakan Bandung Selatan yang bergerak dalam bidang Percontohan Peternakan Sapi Perah (Dairy Model Farming). Pada tanggal 31 Desember 2013 saldo akun ini terdiri dari saldo Hewan Ternak Yang Telah Menghasilkan sebesar Rp. 22,3 milyar dan Hewan Ternak Yang Belum Menghasilkan sebesar Rp. 12,7 milyar, dikurangi dengan Akumulasi Deplesi sebesar Rp. 4,9 milyar. Entitas anak belum mengansuransikan hewan ternaknya, dan tingkat kematian hewan ternak per 31 Desemebr 2013 adalah sebesar 5%.
  • Nilai buku Aset Tetap menurun sebesar 1,4 % senilai Rp. 13,5 milyar, yaitu dari Rp. 979,5 di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 966,0 di tahunbuku 2013. Penurunan ini terutama sekali disebabkan oleh karena meningkatnya nilai Akumulasi Penyusutan sebesar 13,1% yaitu dari Rp.772,8 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 873,8 milyar di taun 2013, sedangkan nilai perolehan Aset Tetap itu sendiri hanya naik 5% yaitu dari 1.752,3 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 1.839,8 milyar di tahun 2013.
  • Seluruh Aset Perseroan berupa bangunan, mesin, dan peralatan telah diasuransikan melalui program Property All Risk dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 112.000.000.-, sedangkan aset berupa kendaraan diasuransikan dengan nilai pertanggungan Rp. 7,9 milyar. Selain penutupan asuransi atas aset tersebut, Perseroan juga menutup asuransi atas risiko kehilangan margin (profit loss) sebagai akibat dari hal-hal dan kejadian tidak terduga atas aset tetap Perseroan, dengan nilai pertanggungan sebesar Rp. 500milyar.
  • Aset Lain-lain meningkat sebesar 11,7% senilai Rp. 9,1 milyar yaitu dari Rp. 77,7 milyar di  tahun 2012 menjadi Rp. 86,8 milyar di tahun 2013. Aset Lain-lain ini terdiri : Aset Ttidak Berwujud, yaitu aset berupa hak lisensi atas piranti lunak dengan nilai buku per 31Desember 2013 sebesar Rp. 18,7 milyar; dan Aset Tidak Lancar Lainnya seperti Uang Muka Pembelian, Uang Jaminan, dan Taksiran Restitusi Pajak Penghasilan yang oada tanggal 31 Desember 2013 saldonya sebesar Rp. 66,5 milyar.

Total  Liabilitas

dalam milyar rupiah
2013 2012 Naik (turun)
Rp Rp Rp %
a. Total Liabilitas jangka pendek 633.8 592.8 41.0 6.9
b. Liabilitas Jangka Panjang :
Liabilitas Pajak Tangguhan

–          Kewajiban Imbalan Kerja

–          Utang Bank (bagian Jangka Panjang)

–          Utang Sewa (bagian Jangka Panjang)

–          Utang Mesin (bagian Jangka Panjang)

Total Liabilitas  Jangka Panjang

76.1 85.6 (9.5) (11.1)
35.0 34.4 0.6 1.7
30.7 (30.7) (100.0)
0.7 (0.7) (100.0)
51.6 51.6
162.7 151.4 11.3 7.5
Total Liabilitas 796.5 744.2 52.3 7.0

Total Liabilitas tahunbuku 2013 menunjukkan kenaikan sebesar 7,0% senilai Rp. 52,3 milyar, yaitu dari Rp. 744,2 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 796,5 milyar di tahun 2013.

Perubahan – perubahan yang terjadi antara lain :

  • Total Liabilitas Jangka Pendek meningkat 6,9% senilai Rp. 41,0 milyar yaitu dari Rp. 592,8 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 633,8 di tahunbuku 2013.
  • Total Liabilitas Jangka Panjang meningkat 7,5% senilai Rp. 11,3 milyar yaitu dari Rp. 151,5 di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 162,7 milyar di tahunbuku 2013.

Total Ekuitas

dalam milyar rupiah
2013 2012 Naik (Turun)
Rp Rp Rp %
Modal Saham Disetor 577.7 577.7
Tambahan Modal Disetor 51.1 51.1
Saldo Laba :

–          Sudah ditentukan

–          Belum ditentukan

74.3 39.0 35.3 90.5
1,294.9 1,005.0 289.9 28.8
Ekuitas yang dapat diatribusikan 1,998.0 1,672.8 325.2 19.4
Kepentingan non pengendali 17.1 3.7 13.4 362.2
Jumlah Ekuitas 2,015.1 1,676.5 338.6 20.2

Total Ekuitas tahunbuku 2013meningkat 20,2% senilai Rp. 338,6 milyar, yaitu dari Rp. 1.676,5 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp.2.015,1 milyar di tahunbuku 2013.

Kenaikan ini disebabkan oleh :

  • Saldo Laba Yang Sudah Ditentukan Penggunaannya meningkat 90,5% senilai Rp. 35,3 milyar yaitu dari Rp. 39,0 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 74,3 milyar di tahun 2013. Kenaikan saldo akun ini sehubungan dengan adanya deklarasi penggunaan laba bersih tahun buku 2012 yang diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 25 Juni 2013.

Sebagaimana diketahui pada tahunbuku 2012 Perseroan memperoleh Laba Bersih sebesar Rp. 353,4 milyar,  dan RUPS yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juni 2013 antara lain memutuskan menggunakan laba bersih ini untuk :

  • disisihkan sebesar 10% atau senilai Rp. 35,3 milyar untuk menambah Saldo Laba Yang Sudah Ditentukan Penggunaannya.
  • menanamkan kembali sisa laba bersih tersebut senilai Rp. 318,1 milyar sebagai Saldo Laba Yang Belu, Ditentukan Penggunaannya.

Pos Saldo Laba Yang Sudah Ditentukan Penggunaannya inimerupakan pos yang menampung dana cadangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1/1995 tentang Perseroan Terbatas, yang mewajibkan semua Perseroan Terbatas untuk membuat penyisihan cadangan sebesar 20% dari jumlah Modal yang ditempatkan dan Disetor dalam waktu yang tidk ditentukan.

Di dalam pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan, diatur Pos ini hanya dapat digunakan untuk menutup kerugian yang mungkin diderita oleh Perseroan.

  • Saldo Laba Yang Belum Ditentukan Penggunaannya meningkat 28,9% senilai Rp. 289,9 milyar yaitu dari Rp. 1.005,0 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 1.294,9 milyar ditahunbuku 2013.

Kenaikan ini berasal dari jumlah Laba Komprehensive Tahun Berjalan senilai  Rp. 325,2 milyar dikurangi dengan Penyisihan untuk Cadangan wajib sebesar Rp. 35,3 milyar.

Penjualan Menurut Daerah Geografis :

Di  dalam negeri, Perseroan melakukan penjualan ke seluruh daerah di Indonesia, sedangkan penjualan ekspor dilakuakan ke beberapa Negara di Asia a.l. Brunei Darussalam, Singapura, Korea Selatan, Kamboja, China, dan beberapa Negara di semenanjung Arab, serta ke Australia dan Amerika Serikat.

Penjualan Menurut Segmen Usaha :

Perseroan meneglompokkan seluruh jenis produk minuman UHT kedalam kelompok Minuman yang terdiri dari produk susu  cair, produk jus, produk the, serta produk minuman kesehatan, sedangkan produk Susu Bubuk (milk powder), Susu Kental  Manis (sweetened condensed milk), dan lainnya ke dalam kelompok Makanan.

Beban Penjualan

Beban Penjualan terdiri dari  beban/biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan operasional di bidang distribusi dan penjualan seperti a.l. : biaya iklan & promosi, biaya angkutan pengiriman, biaya sewa bangunan kantor & gudang, biaya bahan  bakar, biaya komunikasi, dan lain-lain.

Beban Administrasi dan Umum

Beban Administrasi dan Umum terdiri dari beban/biaya yang dikelurkan sehubungan dengan kegiatan operasional perusahaan di bidang adinistrasi dan umum seperti  biaya gaji  direksi dan staf, biaya asuransi, biaya penyusutan aktiva tetap, dan lain-lain.

Pertumbuhan Laba

dalam milyar rupiah
2013 2012
Rp % Rp %
Penjualan Bersih 3.460,2 100,0 2.809,9 100,0
Laba Kotor 1.013,8 29,3 901,7 32,1
Laba Usaha 423,2 12,2 429,3 15,3
Laba sebelum Pajak 436,7 12,6 458,0 16,3
Laba Komprehensive Tahun Berjalan 325,2 9,4 353,4 12,6
  • Penurunan Laba Kotor ini disebabkan oleh meningkatnya Beban Pokok Penjualan sebesar 2,8% yaitu dari 67,9% di tahunbuku 2012 menjadi 70,7% di tahunbuku 2013. Meningkatnya Beban Pokok Penjualan ini terutama sekali sebagai akibat dari meningkatnya Pemakaian Bahan Langsung, sedangkan Biaya Upah Langsung dan juga Beban Produksi Tidak Langsung  mengalami sedikit penurunan.

Tingkat Kemampuan Membayar Utang

2013 2012
Rasio-rasio keuangan :
–          Current ratio 247,0 % 201,8%
–          Quick ratio 156,8% 142,5%
–          Cash ratio 96,5% 90,4%

Rasio Lancar / Current Ratio

Current Ratio adalah kemampuan Perseroan untuk membayar semua liabilitas jangka pendeknya dengan menggunakan dana aset lancar.

Meningkatnya current ratio ini disebabkan oleh karena jumlah Aset Lancar tahun buku 2012 naik 30,9% dibandingkan dengan jumlah Aset Lancar tahunbuku 2012, yaitu dari  Rp. 1.196,4 milyar di tahunbuku 2012  menjadi Rp. 1.565,5 milyar di tahunbuku 2013, sedangkan jumlah Liabilitas Jangka Pendek tahunbuku 2013 hanya meningkat 6,9% dibandingkan Liabilitas Jangka Pendek tahunbuku 2012 yaitu dari  Rp.592,8 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 633,8 milyar di tahunbuku 2013.

Rasio Sangat Lancar / Quick Ratio

Quick Ratio adalah kemampuan Perseroan untuk membayar semua liabilitass jangka pendeknya dengan menggunakan dana yang sangat lancer (Kas & Setara Kas, Surat Berharga, dan Piutang) tanpa harus bertumpu pada hasil penjualan Persediaan.  Pada tahunbuku 2013 quick ratio ini naik 14,3% dibandingkan dengan tahun buku 2012, yaitu dari 142,5% di tahun buku 2012 menjadi 156,8% di tahunbuku 2013.

Rasio Kas / Cash Ratio

Cash Ratio yaitu kemampuan Perseroan untuk membayar semua liabilitas jangka pendeknya dengan menggunakan dana dari pos Kas & Setara Kas dan Surat-surat Berharga.

Kenaikan Cash Ratio ini disebabkan karena adanya peningkatan yang terjadi di pos Kas & Setara Kas sebesar 14,1% senilai Rp. 75,7 milyar yaitu dari Rp. 535,9 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 611,6 milyar di tahun 2013, sedangkan jumlah Liabilitas Jangka Pendek tahunbuku 2013 hanya meningkat 6,9% yaitu dari Rp.592,8 milyar di tahunbuku 2012 menjadi Rp. 633,8 milyar di tahunbuku 2013.

Manajemen Risiko

Dalam menjalankan kegiatannya Perseroan menghadapi dan menanggng risiko-risiko  usaha dan risiko keuangan tertentu yang tidak dpat dikuantifikasikan dan berada di luar kendala Perseroan, yang antara lain berupa :

  1. Risiko Mutu Produk

Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang industri  makanan dan minuman Perseroan menghadapi risiko gangguan mutu yang dapat terjadi karena penyediaan bahan baku yang kurang baik atau karena gangguan pada waktuproses produksi. Perseroan bergantung pada beberapa pemasok local untuk  pengadaan sebagian besar bahan baku produksi, antara lain susu murni  dan daun teh.

Bahan baku utama yang digunakan Perseroan merupakan bahan baku yang mudah rusak sehingga gangguan karena penyediaan bahan baku yang kurang baik dapat mengakibatkan gangguan terhadap mutu produk yang dihasilkan.

Untuk menanggulangi masalah ini Perseroan berusaha untuk selalu mendapatkan bahan baku yang berkualitas, antara lain dengan cara senantiasa membina  hubungan yang baik dengan para peternak, koperasi-koperasi, dan para pemasok lainnya.

Produk-produk yang dihasilkan Perseroan juga bisa terganggu apabila terjadi kesalahan dalam proses produksi atau kerusakan mesin karena dapat mengakibatkan gangguan mutu produk yang dihasilkan dan/atau terhambatnya kelancaran proses produksi.

Untuk menanggulangi  masalah yang mungkin timbul dari kesalahan proses produksi Perseroan melakukan pengujian produk mulai dari saat penerimaan bahan baku, saat pengolahan di pabrik, sampai saat penyimpanan hasil jadi  di gudang,  sedangkan terhadap mesin-mesin pengolahan selalu dilakukan pemeriksaan (maintenance) secara berkala.

Untuk perlindungan terhadap konsumen, maka terhadap produk yang akan dipasarkan dilakukan sampling organoleptic test (uji rasa), pencantuman tanggal kadaluwarsa produk, dan mencantumkan batch code agar dapat mengidentifikasi secara tepat dan cepat produk-produk yang dipasarkan. Perseroan juga memiliki beberapa laboratorium yangdilengkapi dengan peralatan mutakhir yang canggih, dan secara langsung diawasi oleh para sarjana yang berpengalaman dalma penerapan pengendalian mutu yang baik.

2.  Risiko Persaingan Usaha

Perseroan beroperasi dalam suatu lingkungan yang sangatkompetitif. Perseroan  bersaing dengan sejumlah produsen dan pemasar produk-produk susu UHT dan the RTD domestic dan multi nasional, yang beberapa diantaranya berukuran lebih besar dan memiliki sumber daya yang secara substansial lebih besar dari Perseroan, termasuk kemampuan untuk mengeluarkan biaya yang lebih besar uuntuk iklan dan pemasaran. Perseroan juga menghadapi persaingan dengan para pendatang baru yang mungkin memiliki fleksibilitas yang lebih dalam menanggapi perubahan dalam kondisi usaha dan ekonomi.

Persaingan dalam industri kami didasarkan pada penetapan harga produk, inovasi produk baru, pengakuan merek, kegiatan iklan dan promosi, perkenalan produk-produk baru, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kenaikan tingkat persaingan atas dasar salah satu parameter di atas dapat mengarah kepada pendapatan yang lebih rendah, pengeluaran yang lebih besar untuk pemasaran, promosi, dan pengembangan produk baru, sehingga dengan demikian dapat mengakibatkan penurunan dalam pertumbuhan atau tingkat keuntungan Perseroan.

Namun, sebagai  perusahaan yang berorientasi pasar dan mempunyai pengalaman lebih dari 40 tahun, ditunjang oleh tim pemasaran yang tangguh dan jaringan distribusi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, telah menjadikan Perseroan memiliki daya saing yang kuat sehingga persaingan dari perusahaan lain tidak terlalu mempengaruhi kegiatan Perseroan secara material. Pada saat ini Perseroan masih memegang pangsa pasar produk minuman UHT yang dikemas dalam kemasan karton aseptic dengan menguasai lebih dari 50% market share.

3.   Risiko Perkembangan Teknologi

Pada saat ini Perseroan menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang dioperasikan dengan teknologi aceptic processing dan packaging yang tergolong sangat mutakhir. Sedangkan Gudang Penyimpanan diioperasikan dengan teknologi Automatic Storage & Retrieval System (AS/RS) yang sepenuhnya dioperasikan dengan computer yang juga tergolong cukup mutakhir. Namun demikian,  perkembangan teknologi di sector pangan dan kemasan pada saat ini melaju dengan sangat pesat yang apabila tidak senantiasa diikuti maka teknologi yang kini digunakan Perseroan menjadi ketinggalan dan dapat melemahkan daya saing Perseroan.

Oleh karena itu, setiap perkembangan teknologi yang bertujuan untuk mengembangkan teknik produksi selalu menjadi perhatian Perseroan. Untuk maksud tersebut Perseroan berusaha untuk memilih dan mengarahkan penggunaan teknologi yang lebih modern, automasi, dan tepat guna, dengan biaya yang kompetitif.

PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk.

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

 1labrug2013

2labrug2013

Beban Pokok Penjualan

dalam milyar rupiah
2013 2012
Rp % Rp %
Total Penjualan Bersih 3,460.2 100.0 2,809.0 100.0
Pemakaian Bahan Langsung 2,059.4 59.5 1,572.5 56.0
Upah Langsung 25.5 0.7 23.7 0.8
2,084.9 60.3 1,596.2 56.8
Beban Produksi Tidak Langsung 359.1 10.4 298.5 10.6
   Beban Pokok Produksi 2,444.0 70.6 1,894.7 67.4
Persediaan Barang Jadi Awal 86.6 2.5 100.0 3.6
Persediaan Barang Jadi Akhir (84.6) (2.4) (86.6) (3.1)
   Beban Pokok Penjualan 2,446.0 70.7 1,908.1 67.9

Beban  Pokok Penjualan terdiri atas biaya-biaya produksi dari persediaan barang jadi yang dijual. Biaya-biaya pokok yang dibebankan dalam proses produksi adalah : biaya pemakaian bahan baku. baiya upah langsung, dan beban produksi tidak langsung yang antara lain terdiri atas biaya-biaya yang berkaitan dengan penyusutan aset tetap, biaya listrik, dan energy, biaya pemeliharaan da perbaikan, pemakaian suku cadang dan bahan pembantu, biaya gaji dan upah, dll.

Perpajakan

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali apabila pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui pendapatan komprehensif lainnya atau langsug diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tesebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas.

Beban pajak kini dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku pada tanggal  pelaporan keuangan. Manajemen secara periodic mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sehubungan dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.

Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan metode balance sheet liability  untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pajak tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang  telah diberlakukan atau secara  substansi telah diberlakukan pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat aset pajak tangguhan direalisasi atau liabilitas pajak tangguhan diselesaikan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiscal yang masih dapat dimanfaatkan.

Perseroan memiliki jaringan dengan jangkauan yang sangat luas tidak saja hanya di Pulau Jawa, tapi juga cakupan yang luas di pulau-pulau besar dan wilayah lainnya di Indonesia. Di luar Pulau Jawa, untuk distribusi dan penjualan ke wilayah-wilayah lain seluruh Indonesia, Perseroan telah bekerja sama dengan lebih dari 50 agen dan/atau distributor yang tersebar di kota kota besar di seluruh Indonesia. Dalam upaya untuk memperluas jangkauan pemasaran dan distribusi di luar Pulau Jawa ini, Perseroan senantiasa menjaga, memelihara, dan meningkatkan hubungan yang baik dengan para agen dan/atau distributor tersebut.

PENUTUP

KESIMPULAN

Ultrajaya sebagai pemimpin di industrinya terus melakukan inovasi melalui penggunaan teknologi otomatis untuk menjaga kualitas dan higienis keseluruhan proses produksi. Fasilitas pabrik Ultrajaya didukung oleh peralatan dan teknologi canggih di mana peralatan produksi pengolahan susu, pengisian, pengemasan, palet hingga gudang penyimpanan, seluruhnya beroperasi secara otomatis atau menggunakan bantuan robot.

Ultrajaya optimis dengan pertumbuhan di masa depan, di mana Indonesia masih memiliki tingkat konsumsi susu per kapita yang relatif rendah, dan melihat ini sebagai kesempatan yang luas untuk menyediakan produk susu cair UHT berkualitas tinggi kepada seluruh keluarga Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Annual Report 2013

Diunduh pada Tanggal 18 Desember 2014 pukul 20.32 WIB

http://www.ultrajaya.co.id/investorrelation/annual%20report/

Analisis Laporan Keuangan

Dilihat pada Tanggal 18 Desember 2014 pukul 20.22 WIB                                                     http://www.slideshare.net/maiia39/analisis-laporan-keuangan-23410096

PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk.

Dilihat pada Tanggal 23 Desember 2014 pukul 21.21 WIB

http://www.ultrajaya.co.id/corporatehall/ultrajayaataglance/?ver=ind

Ultra Milk, Penguasa Pasar Susu UHT

Dilihat pada Tanggal 27 Desember 2014 pukul 18.45 WIB

http://swa.co.id/business-strategy/ultra-milk-penguasa-pasar-susu-uht

Konsumsi Susu Masih 11,09 Liter per Kapita

Dilihat pada Tanggal 27 Desember 2014 pukul 20.16 WIB

http://www.kemenperin.go.id/artikel/8890/Konsumsi-Susu-Masih-11,09-Liter-per-Kapita

Leave a comment